Setelah diklat lanjutan panjat tebing, selanjutnya diklat lanjutan Rafting untuk sebagai spesialisasi divisi nantinya. Setelah dari Pengurus Harian MAHIPA menentuksn tempat untuk DIKJUT adalah Sungai Brantas, Malang, Jawa Timur. Kami sebagai TIM mempersiapkan semua yang akan di gunakan disana. Mulai dari logistik, peralatan, dan fisik kita sebagai TIM. Setelah semua selesai kita hari Jum,at tanggal 18 Januari 2013 kita berangkat.
Jum’at, 18 Januari 2013
Hari ini kita sudah bersiap – siap dari pagi hari, sehari sebelumnya kita sudah packing peralatan yang di pakai saat Rafting. Pukul 07.00 WIB kita berkumpul di Sekretariatan MAHIPA, sebelum berangkat kita makan h dulu agar tidak kelaparan di tengah jalan. Setelah semua selesai kita berangkat dengan pendamping mbak Suprihatin. Dengan diiringi doa dan semangat kita berangkat dengan penuh harapan dan semangat mendapat yang terbaik pada saat DIKJUT Rafting Tahun ini. Diiringi gerimis hujan mengantar kepergiaan kita namun hal itu tidak menyurutkan semangat kita. Baru saja sampai daerah jeruk sing hujan turun sangat lebat akhirnya kita berhenti sebentar untuk memakai mantel, setelah itu kita melanjutkan perjalanan. Hujan yang mengiringi sepanjang perjalanan kita sedikit membuat kita agak kerepotan karena badan terus diguyur hujan. Pukul 11.40 WIB kita sampai di Tulungagung dan karena hari jum’at ada sebagian dari kita menunaikan sholat Jum’at. Dan yang tidak melaksanakan sholat Jum’at istirahat di warung untuk sekedar mengisi perut yang mulai keroncongan. Setelah semua selesai menunaikan ibadah sholat jum’at kita masih istirahat karena cepres dan tukik belum makan sehingga menunggu mereka makan dahulu. Hujan nampaknya tidak mau reda sepanjang perjalanan kita, walaupun hujan kita tetap melanjutkan perjalanan kita. Pukul 13.00 WIB kita melanjutkan perjalanan kita. Sampai di Blitar Jorenges dan Limbuk terpisah dengan rombongan, sehingga mereka kesusahan mencari jalan karena baru pertama kali lewat jalan itu. Sehingga hanya berbekal dengan pemandu arah di jalan. Setelah sampai di Karangkates mereka bertemu dengan rombongan Tim yang lain. Setelah bertemu kita melanjutkan perjalanan menuju Universitas Widyagama Malang. Pukul 16.00 WIB didaerah Dieng Malang kita sempat tersasar bingung mencari jalan menuju Kampus Widyagama sehingga kita memutuskan untuk makan sore di warung sambil menghubungi anak – anak dari Wigapala untuk menjemput kita. Pukul 17.00 WIB Ketua Umum Wigapala menjemput kita di tempat kita makan. Setelah bertemu kita melanjutkan perjalanan menuju Sekret Wigapala. Pukul 17.45 WIB kita sampai di Sekretarian Wigapala waktu lama di tempuh menuju ke sekretariatan karena macet karena pada saat jam pulang kerja.
Setelah sampai di sekretarian Wigapala kita dsisambut dengan hangat oleh anak – anak Wigapala. Setelah kita di persilahkan istirahat oleh anak – anak Wigapala kita sebentar merebahkan badan karena perjalanan panjang. Setelah beristirahat kita berkumpul dengan anak Wigapala sekedar mengobrol dan mengakarabkan diri karena sebagian dari kita belum pernah ke Wigapala. Sekaligus kita memberikan surat pemberitahuan dan peminjaman alat kepada ketua Umum Wigapala. Namun apa yang kita ingin kan tidak selalu indah kenyataan yang ada ternyata perahu dari Wigapala ada kerusakan dan tidak bisa di pinjam namun peralatan yang lain seperti dayung, throwbag, drybag, pelampung, helm bisa di pinjam menerima kenyataan itu kita sempat kebingungan untuk mencari jalan keluar.
Akhirnya kita memutuskan untuk melakukan rapat koordinasi dan evaluasi dan kita pun membicarakan tentang alat yang tidak bisa keluar. Akhirnya kita membicarakan dengan mas Richad dari Wigapala memberi pengarahan untuk meminjam alat ke OPA (Organisasi Pecinta Alam) di sekitar malang dan coba meloby dengan FAJI Malang. Akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan mencari peralatan esok hari karena keadaan badan juga sudah capek karena perjalanan jauh. Pukul 22.29 kita tidur.
Sabtu, 19 Januari 2013
Kita bangun agak siang pukul 07.00 WIB karena kita hari ini belum bisa melakukan kegiatan Rafting kendala perahu yang belum dapat sehingga hari ini kita hanya bisa melakukan pengarungan. Kita hari ini melobi ke FAJI Malang dan menghubungi OPA (Organisasi Pecinta Alam ) yang ada sekitar Malang. Kita menghubungi DIMPA UMM, TURSINA UIN Malang, HIMAKPA ITN Malang, dan lain lain. Dan kami menerima berita bahwa perahu seluruh OPA se Malang tidak bisa dipinjam karena ada acara LATGAB ORADT se Malang pada bulan ini sehingga semua perahu dikarantina. Sehingga kita semakin kebingungan. kita akhirnya peminjaman ke FAJI Malang, kita mencari informasi ke FAJI malang namun kita masih kesulitan menghubungi mereka.
Kita memutuskan mencari referensi Operator Rafting sekitar Malang. Limbuk mencari referensi di internet soal Operator Rafting yang menyediakan penyewaan perahu yang cukup murah harganya. Kita menemukan nomor handphone Operator Ndayung, kita mencari referensi tentang biaya sewa perahu. Dengan melihat mahalnya sewa perahu per hari Rp. 200.000,00 kita harus berkoordinasi dengan Tim dengan anggaran dana yang ada dan pengeluaran yang ada. Mas Richad masih optimis bisa meminjam perahu di FAJI Malang.
Karena mas richad masih keluar dan yang bisa meloby ke FAJI malang mas richad akhirnya kita hanya bisa mencari referensi lewat telepon dan website. Kegiatan hari ini kita hanya duduk – duduk dan beristirahat. Malam harinya kita diajak berkeliling oleh mbak Pesek, dan mas Viki kota Malang untuk menghilangkan rasa jenuh karena tidak ada kegiatan. Sedang mas ompong dan mas ricad menghubungi pihak FAJI dan ternyata perahu tidak bisa dipinjam karena ketentuan dari FAJI surat harus masuk seminggu sebelum kegiatan sehingga perahu tidak bisa keluar.
Kita yang sedang berjalan – jalan di hubungi mas ompong untuk agar pulang untuk koordinasi. Setelah sampai kita langsung koordinasi dengan semua Tim dan akhirnya kita menemukan titik temu bahwa kita besok mensurvey ke Operator Ndayung. Besok yang pergi survey Jorenges, Limbuk, Mas Ompong, Mbak Karon, Mas Richad, Mbak Pesek. Dan Bendol, Bencok, Tukik, Cepres mempersiapkan alat apabila kita jadi mendirikan basecamp di tempat Ndayung. Pukul 23.00 WIB tidur.
Minggu 20 januari 20013
Pukul 05.00 WIB bangun dan persiapan untuk suvey. 05.30 WIB kami olahraga walaupun hari ini belum bisa mulai kegiata sampai pukul 06.30 WIB. setelah itu kami ngobrol-ngobrol sama mbak Pesek tentang arung jeram sambil menuggu mas ricard bangun. Pukul 08.30 WIB kami berangkat menuju daerah Sungai Amprong lereng Semeru, Gubuklakah, Poncokusumo, Malang. Untuk suvey dan menyewa parahu. Setelah sampai kami ngobrol-ngobrol dengan pengelola n’dayung operator, setelah kami mendapat cukup informasi kami melanjutkan perjalanan untuk menyurvey sungai yang akan kami arungi, setelah kami sampai ternyata tidak seperti yang kami fikirkan sebelumnya. Sungainya tidak cocok kalau diarungi pemula seperti kami, setelah kami fikir-fikir kami mengambil keputusan untuk tidak ngarung disungai Amprong dan sepakat perahunya kami bawa ke sekret WIGAPALA untuk pengarungan disungai Brantas dihari besok. Dan yang rencanya kami camp ditempat n’dayung operator dibatalkan dan semua alat yang kami pinjam semua kami cancel. Pukul 15.00 WIB kami mengambil perahu di n’dayung operator dan disana bertemu dengan anak - anak DIMPA yang menawarkan jasa untuk membawakan perahu yang telah kami sewa dari n’dayung operator, dan kami langsung menuju kesekertariat WIGAPALA. Pukul 15.00 WIB kami sampai di WIGAPALA. Pukul 18.00 WIB kami makan malam rame - rame bersama anak WIGAPALA. 19.00 WIB kami melaksanakan evaluasi dan koordinasi sampai pukul 21.00 WIB. Setelah itu kami menyiapkan alat untuk aplikasi besok dikolam DIMPA.
Senin, 21 januari 2013
Setelah menemui hasil rapat tadi malam maka kami memutuskan untuk memulai pengarungan arus tenang di kolam Dimpa Universitas Muhammadiyah Malang. Paginya kami cheklist peralatan yang kami pinjam dari Wigapala tadi malam mulai dari dayung, helm, pelampung, dry bag dan throw bag. Pukul 07.45 WIB kami berangkat kesana bersama pasangannya masing – masing serta membawa peralatan untuk mendayung yang telah dibagi. Setelah semuanya siap dengan peralatan yang dibawa kami segera meluncur kesana bersama pemateri mas Yudi dan mbak Karon sekaligus ditemani dari Wigapala yakni mas Setyawan dan mas Dany dan satunya lagi perempuan Anggota Muda, tapi saya lupa namanya. Awal perjalanan menuju kesana lancar – lancar saja, namun lama kelamaan menjadi macet tak terkendali hingga kami salah arah. Akhirnya kami memutar haluan motor dan mengikuti intruksi sepeda motor yang paling depan. Setelah melewati berbagai kemacetan kami segera meneruskan perjalanan menuju Dimpa. Untuk menuju kesana ternyata sangatlah berkelok – kelok dan alur jalan yang sempit sehingga membuat kami harus berhati – hati. Akhirnya, setelah melewati perjalanan yang cukup menyulitkan akhirnya kami tiba disana sekitar pukul 09.30 WIB. Segera kami menurunkan peralatan dan sebagian yang lain memompa perahu untuk diarung. Limbuk dan Jorenges ditugaskan menemui Dimpa untuk menyerahkan surat peminjaman peralatan berupa pompa. Setelah menunggu untuk beberapa waktu yang cukup lama Limbuk dan Jorenges pun kembali, namun dengan hasil nihil yang dibawa. Karena disana ternyata anak Dimpa tidak ada satupun dan sepi. Akhirnya, kami segera bersiap – siap memakai pelampung dan helm serta tak lupa membawa dayung untuk mengarung. Semua siap dan memulai pemanasan mengarung langsung dipimpin yang berpengalaman yaitu mas Yudi. Mulai dari dayung diangkat keatas dan kebawah sampai meregangkan lengan otot tangan dan kaki dari kekanan kesamping agar tidak sampai terjadi kram dan kaku saat latihan.
Pukul 10.00 WIB kami langsung memulai latihan dikolamnya Dimpa. Mas Yudi sebagai pemateri kami langsung turun tangan. Mas Yudi memberikan materi secara real dan detail sekali dalam penyampainnya. Mulai dari cara duduk dengan dua cara yaitu Ladies dan Coboy. Kalau Coboy kaki harus mengakang dan dijepitkan disela – sela tabung dengan posisi yang cukup nyaman dan tidak menganggu saat mendayung, sedangkan Ladies kaki hanya dirapatkan dan dijepitkan disela – sela tabung juga. Inti dari cara duduk tersebut adalah kita harus mencari posisi yang nyaman dan pas agar sewaktu – waktu ada arus deras tidak akan terhempas dari perahu dan ketika duduk harus diluar tabung supaya tidak menyulitkan kala akan mendayung. Materi selanjutnya cara memposisikan tangan ketika memegang stick. Posisi tangan kala memegang stick tidak boleh terlalu kebawah dan keatas, namun diukur sejajar dada dengan cara dayung direntangkan. Materi berikutnya mas Yudi menerangkan skipper yang merupakan kapten dari awak perahu sweepper dan kapten. Bertujuan untuk memanufaktur perahu ketika di arus tenang maupun deras. Adapun dayung yang digunakan adalah C dan Blok. Dimana C untuk membelokkan perahu baik kekanan dan kekiri, sedangkan Blok untuk meluruskan arah dari dayung C.
Ketika mendayung billah tidak boleh keluar dari permukaan air harus mendalam ketika billah dimasukkan dan setelah posisi perahu sudah lurus dayung tidak boleh keluar dan tidak boleh diangkat ataupun diletakkan disamping, tetapi cukup dibenamkan kedalam air dengan posisi lurus. Setelah skipper dijelaskan mas Yudi menyuruh salah satu dari kami untuk bergantian menjadi skipper. Jorenges langsung bertukar posisi dengan mas Yudi untuk menjadi skipper. Sambil perahu dikendalikan oleh Jorenges mas Yudi menerangkan beberapa gambaran ketika akan terjun di arus deras salah satunya seperti adanya edies, stopper ( batu yang nampak ), pillow ( batu yang tak tampak) dan undercut bongkahan batu dibawah tebing yang harus diwaspadai dan dijauhi ketika perahu akan flip, karena jika tidak waspada maka dari bawah akan menyedot secara langsung. Hal yang perlu diingat ketika perahu sudah flip maka diusahakan semua awak perahu harus sesegera mungkin menjauhi tebing untuk berjaga – jaga adanya undercut. Jika sudah terlanjur terkena undercut maka posisi ketika tenggelam adalah gaya batu dan tetap tenang. Berikutnya materi aba – aba dari skipper kepada awak perahu mulai dari dayung maju, dayung mundur, dayung tarik, dayung buang, pancung kanan, pancung kiri. Untuk pancung hanya dilakukan oleh kapten baik posisi kiri dan posisi kanan tergantung skipper memerintahkan.
Setelah hampir semua materi yang diberikan pemateri cukup mas Yudi menyuruh Jorenges untuk menepikan perahunya. Dan disitu mas Yudi turun dan menyuruh kami untuk latihan sendiri sekaligus memantau kami dari kejauhan seberapa jauh tim kami bisa menguasai materi untuk skipper, kapten dan mendayung yang benar. Jorenges langsung memberi perintah dayung maju untuk mengarahkan arah perahu ke tengah. Disitulah kami berlatih me-ngeflipkan perahu. Setelah posisi siap flip maka langsung saja perahu dibalikkan. Semua awak perahu jatuh kedalam air dan berpencar kemana. Kami berusaha berenang cepat untuk bisa menuju perahu dan akhirnya satu persatu dari kami bisa naik dengan cepat. Tidak cukup satu kali kami nge-flip, tapi beberapa kali kami lakukan. Namun, untuk yang terakhir tenaga dari teman – teman sendiri terkuras habis hanya untuk mencoba naik perahu dan berenang. Benar – benar melelahkan pada saat itu juga termasuk Tukik yang sedari tadi tidak kuat dan hampir kewalahan kala menaiki perahu. Flip selesai posisi skipper langsung diambil mas Ompong sedang Jorenges sebagai kapten. Skipper memberi perintah dayung maju untuk menengahkan perahu dan mencoba mengarahkan perahu dengan dayung C dan Blok. Setelah mas Ompong bisa menguasai dengan mudah dan jelas dilanjut dengan Bendol. Pada mulanya dia agak kebingungan karena perahu terus berputar – putar, namun dia terus berusaha. Dilanjut berganti posisi oleh Cepres skipper pun langsung diambil alih olehnya.
Sama seperti yang Bendol dia juga agak kesulitan karena perahu yang dikendalikan ketika awak mendayung sering berputar – putar dan kami pun pusing, maka posisi skipper berganti dengan Bencok yang langsung memposisikan dan meluruskan perahu dengan dayung Blok. Setelah yang pria sudah giliran yang perempuan dimulai dari Limbuk. Limbuk awalnya bisa mengendalikan perahu, namun ketika memberi aba – aba dayung maju ketika ditengah – tengah dia mulai kesulitan dan memberi aba – aba stop untuk beristrirahat sebentar. Dilanjutkan dengan Tukik yag terakhir mulanya dia juga seperti yang lain bingung mengendalikan karena tidak kuat ketika memasukkan billah yang cukup dalam ke air sehingga perahu terus berputar – putar dan hanya bisa menguasai dayung C saja. Karena sebagian dari teman – teman masih belum bisa sepenuhnya menguasai skipper, mbk Karon pun langsung turun tangan memberikan pengarahan menjadi skipper. Mulanya, Limbuk dulu yang mulai diarahkan lalu dia mencoba mengendalikan perahu dan lambat laun pun mulai bisa. Diteruskan dengan Bendol yang mencoba mengarahkannya dan bisa menguasai. Dilanjutkan yang terakhir Tukik yang mencoba mengarahkan perahu dengan dayung Blok, karena dayung C dia sudah bisa hanya Blok yang belum begitu ia kuasai sehingga ketika meluruskan dengan dayung Blok dia agak sedikit kesusahan, namun dia terus mencoba dan akhirnya bisa. Setelah semuanya bisa menjadi skipper posisi Tukik berganti kapten dan Bencok. Mas Ompong mengambil alih menjadi skipper dan memberi aba – aba dayung cepat.
Seketika itu juga semua awak perahu langsung mendayung cepat, namun saking cepatnya sampai – sampai posisi dayung semua awak tidaklah sama sehingga ada yang berat sebelah entah itu posisi kanan ataupun kiri. Tak terasa waktu sudah semakin sore mas Ompong menyuruh berhenti dan menepikan perahu untuk mengakhiri latian pada hari ini. Sampai ditepi satu persatu awak mulai naik. Ada yang membereskan alat – alat dan sebagian teman – teman ada yang makan sambil beristrirahat sejenak melepas lelah tak terhingga. Sedang mas Ompong, Bendol dan Cepres segera mengempeskan perahu menggunakan pompa dengan selang yang kusus dan lainnya menyuci semua alat baik dayung, webbing, pompa, pelampung ataupun helm untuk segera dirapikan dan diikat. Setelah semua clean dan yakin tidak ada yang ketinggalan sore itu juga kami langsung pulang menuju camp di Wigapala. Namun, mas Ompong berpesan kepada Bencok agar mampir ke Dimpa. Semua pulang terkecuali Bencok, Tukik, mbak Karon, Jorenges dan Cepres mereka terlebih dahulu mampir ke Dimpa untuk sekedar bertamu dan mengobrol.
Cukup lama kami disana sampai kami menggigil karena kedinginan serta rasa kantuk yang menyerang pasca kegiatan yang kami lalui tadi. Kemudian, mbk Karon masuk dan mengobrol dengan anak – anak Dimpa. Sedangkan Jorenges dan Bencok menunggu diluar sambil kedinginan. Cukup lama yang mbk Karon didalam hingga Cepres dan Tukik masuk kedalam, namun karena Tukik tidak kuat dingin karena duduknya di lantai akhirnya dia keluar lagi dan tidur di meja dengan posisi tangan diatas dan kepala ditaruh diatas tangan. Tak lama kemudian mbk Karon keluar disusul mas Wahyu dan Cepres. Kami pun terbangun dan mulai ngbrol dengan keadaan lelah dan kantuk yang dahsyat. Dari Dimpa menyediakan teh panas dan langsung saja kami mengambilnya dan menempelkan tangan kami pada gelas untuk membuat badan kami yang benar – benar kedinginan. Diantara yang kedinginan adalah Tukik sampai – sampai gelaspun diembatnya sendiri. Akhirnya, setelah bahan obrolan kami selesai mbk Karon pun pamit untuk pulang karena kasihan melihat kami kedinginan. Setelah kami pamit ke Dimpa seketika langsung kami pulang membawa motor menuju camp di Wigapala. Sampai disana kami ditunggu mas Ompong dan segera kami mencuci semua peralatan yang dibawa. Selesai mencuci dan menjemur kami membersihkan diri dan bersiap untuk evakor malam nanti.
Rabu, 22 Januari 2013
Hari ini kita bangun agak siang karena sesuai koordinasi tadi malam hari ini kita tidak melakukan pengarungan karena kita harus bertanggung jawab dengan alat yang kita hilangkan kemarin. Dengan berat hati kita tidak melakukan pengarungan namun melihat keadaan keuangan dan kondisi saat itu kita berada di WIGAPALA sehingga dengan persetujuan semua anggota Tim hari ini tidak melakukan pengarungan.
Sebagian dari kita mengembalikan perahu dan alat yang di pinjam. Mas ompong mengembalikan perahu ke operator ndayung, Bencok dan Bendol mengembalikan pompa ke HIMAKPA dan yang lain bersih – bersih alat dan packing sementara Jorenges yang keadaannya kuarang enak badan beristirahat untuk memulihkan keadaannya. Limbuk dan mbak karon keliling mencari alat untuk mengganti alat yang dihilangkan. Namun tidak menemukan alat yang dicari. Setelah mencari referensi yang ada namun tidak menemukan throw bag sebenarnya helm sudah ada yang menjual namun throw bag yang belum ada. Setelah berfikir mbak Karon menyarankan untuk ke tempat Bang Ucok salah satu penjual alat outdoor yang ada di Malang. Dengan diantar anak WIGAPALA mbak Karon dan Limbuk pergi ke tempat Bang Ucok. Setelah sampai disana kita menemukan alat yang kita cari Throw bag dan helm. Kita tidak langsung membelinya karena ini adalah tim sehingga kita memutuskan kembali ke Sekretariatan WIGAPALA untuk merundingkan hal ini. Setelah merundingkan hal itu akhirnya menemui kata sepakat membelinya.
Karena hujan yang cukup deras kita berniat setelah rapat langsung ketemppatnya Bang Ucok namun karena hujan yang cukup deras kita menunggu hujan reda. Namun hingga pukul 18.30 WIB hujan juga tidak reda akhirnya Jorenges dan Limbuk nekat ke tempat Bang Ucok karena kalau besuk membelinya tidak cukup waktu karena besuk pagi – pagi kita pulang. Setelah Jorenges dan Limbuk mendapatkan Throw bag dan helm kita sedikit lega. Karena beban tanggungan kita sudah hilang. Karena di WIGAPALA sedang ada rapat OPA se malang kita hanya bisa duduku dan ngobrol dengan anak WIGAPALA yang tidak ikut rapat hingga larut malam.
Kamis, 23 Januari 2013
Hari berganti pagi menyambut kita. Pagi terakhir kita di malang. Kita bangun pagi – pagi kita berencana pukul 07.00 WIB pulang ke ponorogo. Namun melihat anak – anak WIGAPALA yang masih tidur mungkin kelelahan begadang rapat hingga larut malam. Dan kami menyadari itu, sehingga kita menunggu agak siang sedikit agar mereka sedikit beristirahat.
Pukul 09.00 WIB kita membangunkan Ketua Umum WIGAPALA untuk berpamitan. Kita berpamitan sekaligus mengembalikan alat yang sudah kami pinjam dan memberikan pengganti alat yang telah kami hilangkan. Tidak lupa kami juga memberikan sedikit cinderamata kepada anak WIGAPALA. Setelah berfoto bersama kita berpamitan pulang.
Selama perjalanan dari Batu sudah gerimis, mulai dari kota Kedri hujan turun cukup deras kita memutuskan untuk beristirahat di warung kopi. Melihat hujan tidak juga reda kita tetap melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan hujan tak mau reda dari kediri hingga madiun tapi kita tetap melanjutkan perjalanan jika terlalu banyak istirahat semakin lam perjalanan kita. Di madiun motor Bendol bocor ban hingga 2 kali sehingga harus menunggu menembel ban. Pukul 18.00 WIB kita sampai di Sekretariatan MAHIPA dengan disambut mas Totok dan mas Benjo.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
S1288poker adalah penyedia taruhan poker online dengan uang asli yang dapat dipercaya dan dapat di andalkan untuk memenuhi kebutuhan anda dalam bermain poker online menggunakan uang asli.
BalasHapusUntuk dapat bermain poker di S1288poker,com sangat mudah, anda dapat melakukan deposit minimal Rp.10.000,- dengan keuntungan semaksimal mungkin.
kelebihan lainnya adalah anda dapat bermain tanpa harus menghawatirkan adanya program atau penggunaan bot pada website S1288poker,com karena di S1288poker permainan player vs player. (WA : 081910053031)